Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 10 Agustus 2014

Kalau Kamu Anak Rantau, Hal-Hal Ini Pasti Kamu Alami!

Kamu sekarang tinggal di perantauan untuk kerja atau sekolah,  dan terpaksa mesti jauh dari keluarga.  Di kota atau pulau barumu, pasti kamu akan menemukan banyak hal yang bakal terasa
ganjil  atau seru.
Ini bisa aja mulai dari hal-hal kecil, seperti logat bahasa:  Batak, Minang, Sasak, atau Jawa.  Tapi selain logat bahasa, masih ada banyak hal lain yang kamu rasakan sebagai anak rantau. Dan ini terjadi sama saya sendiri hahah.  Apa saja? Mari disimak!


1. KAMU TAKJUB WAKTU NAIK KERETA API ATAU PESAWAT

Di Indonesia, kereta api memang cuma ada di Jawa dan sebagian wilayah Sumatra.  Di tahun 40-an ada rencana membangun rel di Sulawesi sama Kalimantan, tapi Perang Dunia II keburu pecah dan rencana itu mangkrak sampai sekarang.  

Nah, buat kamu yang asalnya dari Bali Nusra, Papua, Maluku, Kalimantan, atau Sulawesi, ayo ngaku,  pasti sedikit takjub ‘kan merasakan naik kereta untuk pertama kalinya? 

Ada juga dari kamu yang deg-degan naik pesawat untuk pertama kali, misalnya pas kamu harus kuliah atau kerja di pulau lain.  Kamu bingung bagaimana caranya check-in atau apa yang harus kamu lakukan pas nunggu pesawat di bandara.  Kamu takut ndak sadar nyalakann HP selama di udara dan bikin pesawatmu kecelakaan. Pernah ndak kamu begitu? =D

2. KAMU TERDIAM KETIKA PEMBICARAAN BERALIH KE BAHASA DAERAH YANG TIDAK KAMU KUASAI
“Ummm…Boleh pake bahasa Indonesia aja nggak?” 

Sering terjadi roaming pas kamu nongkrong sama temen-temen kampus.  Mereka dengan asiknya ngobrol pakai bahasa daerah mereka sendiri, sementara kamu adalah pendatang dari pulau seberang yang sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.  Ujung - ujungnya cuma bisa diam dan terkadang ikutan ketawa.  Tapi kamu sebenarnya nggak tahu kamu ketawa tentang apa. 

3. RASA MAKANAN YANG TIDAK SESUAI SELERA LIDAHMU

Karena rasa makanan yang berbeda dengan selera lidahmu,  apapun yang masuk ke mulutmu akan terasa manis, pedas, atau terlalu asam. 
Ada yang Pernah ngalamin begitu di perantauan?  Saat kita membeli makanan, eh ternyata tidak pas rasanya dilidah 

4. KAMU BINGUNG HARUS PANGGIL ORANG DISEKITARMU DENGAN SEBUTAN APA
“Om, kiri Om.” Pasti ada dari kamu yang pernah keceplosan bilang begitu pas naik angkot.  Supir angkotnya pun bakal ngelirik kamu dengan heran: “Ngapain lo manggil gue ‘Om’?!” 
Sebenarnya nggak cuma “Om” dan supir angkot aja sih. Kamu bakal harus pikir dulu bagaimana kamu memanggil ibu/bapak kos kamu,  orang tua teman-teman kamu,  sampai babang-babang penjual es krim yang lewat depan kontrakanmu. “Opung”,  “Mbah”, “Mbok”, “Tante”, “Bik”, “Mang”, “Kang”, “Neng”, “Mpok”: AH, RIBET! 

Yah…memang itu risikonya punya negeri yang kaya.

5. GEMPA!
Yang asalnya dari Kalimantan, pertama kali merasakann gempa di pulau-pulau lain di Indonesia pasti reflek-nya mau langsung lari.  Muka kamu langsung mendadak pucat,  padahal orang-orang yang lain biasa aja. =D


6. KAMU AKAN DIBINGUNGKAN DENGAN LISTRIK DAN PLN
Say no more pada mati listrik berjam-jam, berhari-hari.  Jawa terkenal jarang mati listrik lama-lama: kalau mati listrik cuma beberapa jam, yah maksimal 8 jam.

Yang di daerah rumahnya kebiasaan mati listrik pasti nggak heboh, cuma bisa bereaksi, “Oh mati ya. Ya udah.  ” Lanjut ngapain dan ujung-ujungnya tidur. 
Merantau memang akan membuatmu merasakan keganjilan pada hal-hal sederhana macam aliran listrik. 

7. BAHKAN, KAMU PUN DIBINGUNGKAN DENGAN JALAN RAYA
Kalau kamu berasal dari luar Jawa,  kamu akan sedikit tercengang menjajal jalanan yang kebanyakan mulus tanpa lobang-lobang atau tanjakan mengerikan. Sebaliknya, kalau kamu berasal dari Jawa, pindah ke luar Jawa – apalagi ke daerah pedalaman,  akan mengekspos kamu pada kondisi jalan yang kadang bahkan belum diaspal.  Sedih. 

Merantau memang akan menghadapkanmu pada kondisi jalan raya yang berbeda. 

8. ORANG LAIN AKAN BILANG KE KAMU: "NGOMONGNYA SANTAI BRO..."
Maksud hati ngobrol biasa dan santai,  tapi orang lain mengira kamu marah-marah gara - gara logat dan intonasi suaramu.  Sebaliknya, ketika kamu sudah lama merantau dan nada bicaramu sudah menyesuaikan penduduk setempat,  kamu balik ke rumah pas liburan dan langsung syok.  Sekarang kamulah yang mengira kalau semua orang di rumahmu marah-marah. =D

9. HARGA MAKANAN AKAN MENGGUNCANG NYAWAMU

Kamu: “Bu, tadi saya pake ayam sama sayur asem, terus minumnya es teh.” 
Ibu Warung: “Oh. 6 ribu Mbak.” 
Kamu: “Hah??????” 
*kembalikan lembaran uang 20 ribu kamu ke dompet*

Beda daerah, beda harga. Kalau kamu terbiasa dengan nasi Padang seharga 20 atau 30 ribu di Jakarta, jangan kaget ketika kamu hanya perlu membayar separuhnya di Solo atau Semarang. Sebaliknya, siapkan juga dana berlebih kalau mau merantau ke Jakarta atau luar Jawa. Merantau menuntutmu untuk pintar-pintar mengatur keuangan. 

10. SEDIHNYA JATUH SAKIT JADI BERKALI-KALI LIPAT
Mama-bapak jauh, uang di ATM tinggal seribu, sakit pula.  Sakit dan jauh dari rumah ternyata rasanya tersiksa banget.  Teman - teman kos atau saudara yang kebetulan ada di kota yang sama denganmu pun jadi penyelamatmu.  

Tapi kalau daerah rantau kamu cukup dekat dari tempat asalmu, orang tuamu pun akan segera menjenguk, tergantung seberapa lemasnya suaramu terdengar di telepon. 

11. KAMU BAKAL SENANG KETEMU DENGAN TEMAN SATU TEMPAT ASAL
Secara tidak sengaja, di kampus kamu kenalan sama orang lain yang ternyata berasal dari satu daerah. Pasti kamu girang banget jadinya.  Kamu akan merasa kamu punya teman untuk berbagi kerinduan sama kampung halaman.  Kalian bakal cerita banyak hal yang sebelumnya tidak kalian sangka bisa jadi bahan omongan kayak tempat jual es krim favorit, mutual friends dari SD, SMP, sampe SMA,  atau gosip-gosip lokal yang cuma kalian yang pedulikan. 

Secara tidak sadar, logat asli kamu pun akan keluar dengan sendirinya kalau udah kumpul dengan mereka. 


12. BUTA ARAH BERBULAN-BULAN
Pertama kali ke tempat baru, pasti harus tahu jalan. Sayang, buat hapal rute dari kos ke tempat kerja atau kampusmu itu butuh waktu.  Apalagi kalau kamu punya kemampuan navigasi yang memprihatinkan. 

Sayangnya, kadang usahamu buat bertanya juga tidak membuahkan hasil.  Kamu yang biasa bersandar pada pembagian arah “kiri/ kanan” harus bertanya pada penduduk setempat yang biasa membagi arah dengan 
‘Utara’ atau ‘Selatan’.  Nah lo. 


13. ANGKUTAN UMUM YANG BEDA DARI YANG ADA DI DAERAHMU
Di Pulau Jawa, angkutan umum yang ada lebih bervariasi: taksi sedan, angkot, dan bermacam-macam jenis bus.  Tapi bagi yang merantau di luar pulau Jawa, transportasi umum adalah hal yang jauh lebih langka. 

Bus antarpropinsi lebih umum ditemukan dari bus antarkota.
Istilah untuk kendaraan umum ini juga beda-beda. Kalau kamu merantau ke Kalimantan (tempat rantauan saya =D), misalnya, pasti kamu bingung mendapatkan taxi yang ternyata angkot. 
Begitu juga sebaliknya: yang dari Kalimantan, terkadang menggunakan “taksi” untuk menyebut angkot. Hmmm…jadi kamu lebih suka naik angkot atau taksi?  

14. KAMU AKAN DISUGUHKAN DENGAN PEMANDANGAN YANG JAUH BERBEDA
Merantau ke Jakarta, siap-siap melhiat banyak bangunan perkantoran yang tinggi dan bagus.  Kamu akan terpesona sama kerlip lampu gedung-gedung itu waktu malam (walaupun harus memendamnya dalam hati biar tidak dikira ‘kampung’). 

Sementara kalau kamu merantau ke luarJakarta, pemandangan gedung-gedung tinggi ini diganti dengan hamparan alam terbuka, termasuk juga alam liar dan jalan tanpa aspal.  Situasi dan kondisi yang berbeda ini kadang bikin kamu memikirkan betapa besar ketimpangan infrastruktur yang terjadi di Indonesia. 

15. PERBURUAN TIKET MUDIK ADALAH ARENA PERANG
Setiap libur semester atau Lebaran, kamu harus menyiapkan diri dari jauh-jauh hari untuk berburu dan mengamankan tiket pulang.  Ini terutama berlaku bagi mereka yang akan pulang ke daerah tujuan mudik Lebaran.

Tapi secara umum, di mana pun kamu merantau kamu pasti heboh sendiri sama persiapan pulang.  Ibu di rumah titip makanan, Bapak titip buku, sementara adik

kamu titip baju baru model X dan Y. Padahal, kondisi keuanganmu sendiri masih cetek. Ah…


Merantau dimana saja adalah pilihanmu.  Akan ada banyak pengalaman baru yang kamu temukan. Merantau bukan berarti melupakan daerah asalmu.  Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Kalau ada. 

Selama meraantau pasti ada suka dukanya kawan entah itu cekaak di dompet, apalagi kalo sahur lupa tidak beli makanan atau tidak ada yang bangunkan, sedih. Tapi saat merantau kita bisa jadi lebih survive dan secara tidak langsung kitta belajar memanage diri sendiri =) 

0 komentar:

Posting Komentar